Achmad Soebardjo

Achmad Soebardjo, Sang Diplomat dan Menteri Luar Negeri Pertama Indonesia

Achmad Soebardjo adalah salah satu tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia terutama di bidang diplomasi. Dirinya dikenal luas berkat kontribusi nya dalam merumuskan dan memperjuangkan kemerdekaan. Melalui jalur diplomatik baik di dalam dan juga di luar negeri. Menjadi salah satu dari saksi sekaligus pelaku dalam peristiwa-peristiwa penting dalam perjuangan Indonesia menuju pintu gerbang kemerdekaan. Berkat dari dedikasi nya yang luar biasa membuat namanya abadi sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia yang patut untuk di teladani. Sebagai pendiri dari diplomasi Indonesia modern membuat nama dan semua perjuangan nya akan selalu dikenang terutama di lingkungan Kementrian Luar Negeri. Tidak hanya itu dalam upacara peringatan Hari Diplomasi Indonesia nama nya akan selalu disebut sebagai tokoh utama yang sudah berhasil merintis diplomasi RI. Setelah Indonesia dinyatakan merdeka Achmad Soebardjo menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Pertama Republik Indonesia. Dirinya juga membuka jalan agar Indonesia bisa diakui sebagai negara yang sudah merdeka di mata dunia lain.

Latar Belakang Keluarga dan Riwayat Pendidikan :

Siapa yang menyangka bahwa sebenarnya Achmad Soebardjo berasal dari keluarga bangsawan yang cukup terpandang. Ayah nya merupakan seorang keturunan bangsawan Aceh dan juga seorang pegawai pemerintah Hindia Belanda. Karena merupakan seorang bangsawan ayah nya dikenal sebagai sosok yang disiplin dan memegang teguh terhadap nilai-nilai adat dan agama. Tidak hanya ayah nya yang berasal dari keturunan bangsawan ibu nya yang merupakan keturunan dari Jawa dan Bugis berasal dari keluarga Priyayi yang merupakan seorang bangsawan Jawa. Memiliki kombinasi dari dua budaya yang berbeda membuat nya memiliki karakter yang disiplin, santun, dan juga memiliki pikiran yang terbuka. Tumbuh besar dalam lingkungan keluarga yang mengutamakan pendidikan dan juga wawasan yang luas menjadi faktor utama bagi pendidikan nya. Memulai pendidikan dasar nya di Karawang dari sini kemampuan pada diri nya sudah terlihat. Hal tersebut dibuktikan dengan kemampuan nya dalam melanjutkan pendidikan nya selanjut nya ke Hogere Burger School di Jakarta.

Sekolah tersebut dikenal dengan sekolah elit orang Belanda dan hanya orang pribumi tertentu dan para bangsawan yang dapat sekolah di sini. Setelah lulus dari Hogere Burger School di Jakarta Achmad kembali melanjutkan pendidikan nya ke Rechtshoogeschool. Yang merupakan Sekolah tinggi hukum yang ada di Batavia karena diri nya tertarik dengan hukum sehingga memutuskan mengambil sekolah tersebut. Lulus dari sekolah Rechtshoogeschool pada awal tahun 1920 diri nya kembali melanjutkan pendidikan nya ke Belanda dan mengambil jurusan hukum dan politik. Pada saat di Belanda lah diri nya cukup aktif di dalam organisasi pergerakan mahasiswa Indonesia dan berhasil membangun jaringan dengan para tokoh nasionalis lain nya. Setelah lulus dengan sekolah nya dan kembali ke Indonesia. Ia melibatkan diri dalam berbagai aktivitas politik dan perjuangan diplomatik demi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Memiliki pergaulan yang cukup luas dan juga kemampuan nya dalam menguasai berbagai bahasa dirinya dipercaya sebagai juru runding dalam banyak forum penting.

Biodata Lengkap Achmad Soebardjo

  • Nama Lahir : Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo
  • Nama Lengkap : Achmad Soebardjo
  • Tanggal Lahir : 23 Maret 1896
  • Tempat Lahir : Teluk Jambe, Karawang, Jawa Barat
  • Tanggal Wafat : 29 Mei 1978
  • Tempat Wafat : Jakarta, Indonesia (dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata)
  • Ayah Kandung : Teuku Mohammad Yusuf (bangsawan Aceh)
  • Ibu Kandung : Wardinah (bangsawan Jawa dan Bugis)
  • Agama : Islam
  • Pendidikan : Hogere Burgerschool (Jakarta), Studi Hukum Internasional di Leiden (Belanda)
  • Istri : Siti Suhartini
  • Anak : informasi nya tidak diketahui secara publik
  • Gelar : Pahlawan Nasional Indonesia (di anugeragkan pada 8 November 2009), Menteri Luar Negeri Pertama Indonesia
  • Jabatan Penting : Menteri Luar Negeri Pertama Indonesia (1945-1946), Anggota BPUPKI dan PPKI
  • Peran Penting : Salah satu dari perumus teks proklamasi kemerdekaan Indonesia, Menjadi tokoh penting dalam diplomasi Internasional setelah kemerdekaan Indonesia.
  • Riwayat Karier : Menteri Luar Negeri, Kabinet Presidensial (sejak 19 Agustus 1945-14 November 1945), Menteri Luar Negeri Kabinet Sukiman-Suwirjo (sejak 1951-1952), Duta Besar Indonesia untuk Republik Federal Awiss (sejak 1957-1961)

Latar Belakang Peristiwa Renglasdengklok

Pada 15 Agustus 1945 Jepang terpaksa menyerah terhadap sekutu membuat kosong nya kekuasan di Indonesia pada saat itu. Terjadi lah sebuah perbedaan pendapat di antara golongan tua yaitu Soekarno, Hatta dan tokoh PPKI dengan para golongan muda yang terdiri dari Chaerul Saleh, Sukarni, Wikana dan yang lainnya. Yang dimana pada saat itu para golongan muda meminta agar proklamasi kemerdekaan segera dilaksanakan dan bukan pemberian dari Jepang. Sementara para golonga tua ingin lebih berhati-hati agar tidak ada kekacauan yang terjadi dan menunggu sidang PPKI secara formal. Merasa takut bahwa Soekarno dan Hatta akan terpengaruh lagi oleh Jepang akhirnya para golongan muda mencuri mereka berdua pada 16 Agustus 1945 dan dibawa ke Renglasdengklok. Dan pada saat itulah Achmad Soebardjo berperan sebagai penengah antara golongan tua dan golongan muda yang dimana dirinya berhubungan baik dengan kedua pihak. Pada saat itu dirinya menjemput mereka agar kembali ke Jakarta dengan menjadikan nyawa nya sebagai jaminan.

Achmad Soebardjo

Berhasil melakukan negoisasi dengan para golongan muda dan berjanji bahwa proklamasi akan dilaksanakan dengan secepatnya. Setelah melakukan perundingan yang cukup keras dan berhasil memberikan jaminan akhirnya dirinya menjemput Soekarno dan Hatta ke Renglasdengklok. Di temani dengan salah satu dari anggota PETA yaitu Shodanco Singgih dan kembali ke Jakarta. Setelah kejadian Renglasdengklok dirinya terlibat langsung dalam penyusunan teks proklamasi di rumah Laksamana Maeda yang akan dibacakan pada 17 Agustus 1945. Dirinya juga menyumbangkan pemikiran agar naskah proklamasi tidak berbaur dengan Jepang dan sah secara politik. Namun sayang nya dirinya tidak hadir pada saat pembacaan proklamasi karena harus beristirahat setelah 2 hari berada di dalam suasana tegang. Dengan campur tangan diplomatis dan kebijakan nya membuat semua proses proklamasi berjalan dengan lancar tanpa ada kekacauan antara golongan tua dan golongan muda.

Pengangkatan Achmad Soebardjo Sebagai Menteri Luar Negeri Pertama

Setelah berhasil menyelesaikan pendidikan nya di Belanda akhirnya Achmad Soebardjo kembali ke Indonesia. Dirinya tidak bisa hanya tinggal diam saja dan memutuskan untuk bergabung ke dalam sebuah organisasi pergerakan nasional. Sejak saat ini dirinya semakin sering untuk terlibat dalam konferensi-konferensi Internasional. Pada tahun 1930 menjadi moment yang paling penting dalam hidup nya yaitu karena dirinya menjadi delegasi Indonesia dalam Konferensi Islam di Kairo. Selain menjadi perwakilan Indonesia dirinya juga berhasil menjalin relasi diplomatik dengan Arab dan menyuarakan nasib Indonesia yang masih dalam penjajahan. Memiliki kemampuan bahasa asing yang sangat hebat dan begitu memahami hukum Internasional membuatnya menjadi sosok yang diperhitungkan. Setelah dua hari proklamasi kemerdekaan dibacakan yaitu pada 19 Agustus 1945 PPKI melakukan sidang pertama mereka. Yang dimana pada sidang tersebut membahas tentang menyusun kabinet pertama Republik Indonesia. Di sidang inilah Presiden Soekarno meminta agar Achmad Soebardjo sebagai Menteri Luar Negeri Pertama Republik Indonesia.

Achmad Soebardjo

Hal tersebut karena Achmad sudah memiliki pemahaman tentang bagaimana hubungan Internasional. Di tambah dengan pengalaman dirinya di dalam dunia diplomasi sehingga dianggap layak untuk mewakili Indonesia di luar negeri. Dan meminta agar Achmad bisa untuk mengusahakan pengakuan kemerdekaan Indonesia dari negara-negara asing. Memiliki pandangan Internasional dan kemampuan dalam menjalin hubungan luar negerti sangat dibutuhkan untuk negara yang baru saja merdeka. Setelah resmi diangkat dengan jabatan baru nya Achmad Soebardjo berhasil memimpin berbagai delegasi diplomatik ke India lalu ke Mesir hingga akhirnya ke Vatikan. Hal tersebut bertujuan untuk membangun relasi diplomatik yang akan memperjuangkan pengakuan atas kedaulatan Indonesia. Hasil dari kerja keras nya Indonesia akhirnya mulai mendapatkan dukungan moral dan politik dari beberapa negara Asia dan Timur Tengah. Pencapaian terpenting yang berhasil di raih adalah saat Mesir adalah negara pertama yang secara resmi mengakui kemeredekaan Indonesia pada 1947.

Akhir dari Perjalanan Sang Diplomat

Selama masa hidup nya Achmad Soebardjo dikenal sebagai sosok yang sederhana dan juga penuh dengan ketenangan. Setelah tidak lagi aktif di dunia diplomasi dan pemerintahan dirinya memilih untuk menjauh dari dunia politik dan lebih fokus kepada keluarga nya. Walaupun begitu dirinya tetap mengabdikan dirinya sebagai seorang penulis dan pemikir dalam bidang politik luar negeri dan sejarah kemerdekaan. Hal tersebut agar para generasi muda tidak akan melupakan tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan tokoh-tokoh yang sudah berjuang. Achmad Soebardjo mengakhiri hidupnya sebagai tokoh bangsa yang sangat dihormati. Dedikasinya dalam perjuangan diplomatik, peran sentralnya dalam proklamasi kemerdekaan, dan pengabdiannya pasca kemerdekaan menjadikan beliau teladan pejuang dengan pemikiran tajam dan semangat nasionalisme tinggi. Dirinya meninggal dunia di usia 82 tahun pada 15 Desember 1978 di Rumah Sakit Pertamina Kebayoran Baru akibat kompikasi flu. Dan dimakamkan di rumah peristirahatannya di Cipayung Bogor sesuai dengan permintaannya.

Baca Juga : Sakaratul Maut, Teror Khodam Dalam Perebutan Warisan Keluarga